Adalah beda tinggi suatu tempat atau gambaran kenampakan tinggi rendah suatu daerah serta curam landainya sisi-sisi perbukitan. Jadi menunjukkan perbedaan tinggi rendahnya permukaan bumi.
Sebagai contoh :
- bukit
- lembah
- daratan
- lereng
- pegunungan
Relief terjadi antara lain karena perbedaan resistensi antara batuan terhadap proses erosi dan pelapukan (eksogen) juga dipengaruhi gejala-gejala asal dalam (endogen) perlipatan, patahan, kegiatan gunung api dan sebagainya. Dalam peta topografi penggambaran relief dengan :
- Garis hachures
Yaitu garis-garis lurus yang ditarik dari titik tertinggi ke arah titik yang lebih rendah disekitarnya dan ditarik searah dengan lereng. Semakin curam lerengnya maka semakin rapat pula garisnya sebaliknya garis akan renggang jika reliefnya landai.
- Shading (bayangan)
Bayangan matahari terhadap earth feature dan biasanya dikombinasi dengan peta kontur. Pada daerah yang curam akan memberikan bayangan gelap sebaliknya daerah yang lancai berwarna cerah.
- Tinting (pewarnaan)
Warna-warna tertentu. Semakin tinggi reliefnya warna akan semakin gelap.
- Kontur
Yaitu dengan cara menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama. Peta ini paling penting untuk geologi karena sifatnya kualitatif dan kuantitatif.
Kualitatif : hanya menunjukkan pola dan penyebarannya bentuk-bentuk roman muka bumi.
Kuantitatif : selain menunjukkan pola dan penyebaran bisa juga mengetahui ukuran baik secara horisontal maupun vertikal sehingga jelas gambaran tida dimensinya.
- Drainage
Drainage pattern/pola pengaliran atau pola penyaluran adalah segala macam bentuk-bentuk yang hubungannya dengan penyaluran air baik di permukaan maupun di bawah permukaan bumi. Sebagai contoh sungai-sungai, danau atau laut dan sebagainya. Sungai-sungai itu sendiri dipermukaan bumi ada yang terpolakan dan tidak terpolakan. Hal ini tergantung dari batuan dasar yang dilaluinya.
Dalam hal ini pola/pattern didefinisikan sebagai suatu keseragaman di dalam :
- bentuk (shape)
- ukuran (size)
- penyebarannya/distrubusi
Hubungan antar relief, batuan, struktur geologi dan drainage dalam macam-macam pola penyaluran :
a. Dendritik
Mencerminkan sedimen yang horisontal atau miring, resistensi batuan seragam, kemiringan lereng secara regional kecil. Bentuk pola penyaluran seperti pohon. Contohnya pada daerah dengan sedimen lepas, daratan banjir, delta, rawa, pasang surut, kipas-kipas alluvial, dll.
b. Parallel
Umumnya mencirikan kemiringan lereng yang sedang-curam tetapi juga didapatkan pada daerah-daerah dengan morfologi yang parallel dan memanjang. Contohnya pada lereng-lereng gunung api. Biasanya akan berkembang menjadi pola dendritik atau trellis.
c. Trellis
Terdapat pada daerah dengan batuan sedimen yang terlipat, gunung api, daerah dengan rekahan parallel. Contohnya pada perlipatan menujam, patahan parallel, homoklin dan sebagainya.
d. Rectangular
Mengikuti kekar-kekar dan patahan.
e. Radial
Mencerminkan gunung api kubah (dome). Terdapat pula pola yang sentripetal (kebalikan dari radial).
f. Annular
Mencerminkan struktur kubah yang telah mengalami erosi bagian puncaknya.
Dari contoh-contoh pola pengaliran tersebut merupakan pola dasar penyaluran yang sangat membantu untuk penafsiran suatu struktur geologi.
3. Culture
Yaitu segala bentuk hasil budi daya manusia. Misalnya perkampungan, jalan, persawahan dan sebagainya. Culture membantu geologi dalam penentuan lokasi. Pada umumnya pada peta topografi, relief akan digambarkan dengan warna coklat, drainage dengan warna biru dan culture dengan warna hitam.
4. Kelengkapan Peta Topografi
Pada peta topografi yang baik harus terdapat unsur/keterangan yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan penelitian atau kemiliteran, yaitu :
a. Skala
Merupakan perbandingan jarak horisontal sebenarnya dengan jarak pada peta. Perlu diketahui bahwa jarak yang diukur pada peta adalah menunjukkan jarak-jarak horisontal. Ada 3 macam skala yang biasa dipakai dalam peta topografi.
1. Representative Fraction Scale (Skala R.F.)
Ditunjukkan dengan bilangan pecahan. Contohnya 1 : 10.000. Artinya 1 cm di dalam peta sama dengan 10.000 cm di lapangan (sama dengan 100 meter di lapangan). Kelemahan dari skala ini bila peta mengalami pemuaian/penciutan maka skala tidak berlaku lagi.
2. Graphic Scale
Yaitu perbandingan jarak horisontal sesungguhnya dengan jarak dalam peta, yang ditunjukkan dengan sepotong garis. Contohnya
0 300 m
Skala ini adalah paling baik karena tidak terpengaruh oleh pemuaian maupun penciutan dari peta.
3. Verbal Scale
Dinyatakan dengan ukuran panjang. Contohnya 1 cm = 10 km ato 1 cm = 5 km.
Skala ini hampir sama dengan skala R.F.
Dari ketiga macam skala tersebut di atas, yang umum/paling banyak digunakan dalam peta geologi atau topografi adalah kombinasi skala grafis dan skala R.F.
b. Arah Utara Peta
Salah satu kelengkapan peta yang tidak kalah penting adalah arah utara, karena tiap peta yang dapat digunakan dengan baik haruslah diketahui arah utaranya. Arah utara ini berguna untuk penyesuaian antara arah utara peta dengan arah utara jarum kompas.
Ada 3 macam arah utara jarum kompas, yaitu :
1. Arah Utara Magnetik (Magnetic North = MN)
2. Grid North
3. True North
c. Legenda
Pada peta topografi banyak digunakan tanda untuk mewakili bermacam-macam keadaan yang ada di lapangan dan biasanya terletak di bagian bawah dari peta.
d. Judul Peta
Judul peta merupakan nama daerah yang tercantum dalam peta dan berguna untuk pencarian peta bila suatu waktu diperlukan.
e. Converage Diagram
Maksudnya peta tersebut dibuat dengan cara atau metoda yang bagaimana, hal ini untuk dapat memperkirakan sampai sejauh mana kebaikan/ketelitian peta, misalnya :
- Dibuat berdasarkan foto udara
- Dibuat berdasarkan pengukuran di lapangan
f. Indeks Administrasi
Pembagian daerah berdasarkan hukum pemerintahan, hal ini penting untuk memudahkan pengurusan surat izin untuk melakukan atau mengadakan penelitian/pemetaan.
g. Index of Adjoining Sheet
Menunjukkan kedudukan peta yang bersangkutan terhadap lembar-lembar peta disekitarnya.
h. Edisi Peta
Dapat dipakai untuk mengetahui mutu daripada peta atau mengetahui kapan peta tersebut dicetak atau dibuat.
Peta topografi dengan garis kontur
Untuk memahami peta kontur perlu dipelajari terlebih dahulu tentang garis kontur beserta sifat-sifatnya yang antara lain adalah sebagai berikut :
- Garis Kontur
Adalah merupakan garis-garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama, yang diukur dari suatu bidang pembanding. Bidang ini biasanya diambil dari permukaan air laut rata-rata.
- Interval Kontur
Jarak vertikal antara garis kontur satu dengan garis kontur lainnya yang berurutan.
- Indeks Kontur
Garis kontur yang dicetak tebal pada peta, yang mana merupakan kelipatan tertentu dari beberapa garis kontur (kelipatan lima atau sepuluh).
- Kontur Setengah
Garis kontur yang harga ketinggiannya adalah setengah interval kontur. Biasanya digambar dengan garis putus-putus.
Penentuan interval kontur.
Biasanya interval kontur pada peta tergantung dari :
- Skala peta
- Relief dari daerah yang bersangkutan
- Tujuan dari peta, apakah untuk pekerjaan geologi umum maupun geologi teknik atau untuk kepentingan militer. Jika tidak ada hal-hal khusus atau dalam keadaan umum, maka interval kontur dapat ditentukan sebagai berikut :
IK (Interval Kontur) = skala peta X 1/2000
Misalnya skala peta 1 : 50.000
IK = 50.000 X 1/2000 = 25 meter
Sifat-sifat garis kontur :
- Garis tidak bisa saling berpotongan kecuali dalam keadaan yang ekstrim, dimana topografi berupa over hanging cliff.
- Garis kontur tidak akan bertemu dengan garis kontur yang mempunyai nilai ketinggian yang berlainan.
- Garis kontur akan renggang jika topografi landai dan akan rapat jika topografi curam.
- Garis kontur menutup, menunjukkan naik ke arah dalam, kecuali garis kontur bergigi menunjukkan depresi.
- Garis kontur yang memotong lembah/sungai akan meruncing ke hulu.
- Garis kontur harus digambarkan hingga batas tepi peta.
Menentukan titik ketinggian :
- Pada indeks kontur langsung diketahui.
- Pada intermediate kontur dihitung dari indeks kontur dengan memperlihatkan interval kontur.
- Diantara intermediate kontur dengan cara interpolasi.
Misal : Tinggi titik = x
= 150 + (3/4 x 25)
= 168 meter
- Titik triangulasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar